Hari itu sabtu tanggal 6 september 2014, saya berkesempatan melalukan kegiatan liburan (baca : peliputan) di daerah Aceh Tengah tepatnya di kota Takengon dan Kab Bener Meriah. nah disana ada sebuah danau yang didalamnya terdapat ikan khas danau tersebut. sudah tau kan kira2 anglenya kemana cerita ini...selamat membaca....
Sebelum jauh sy bercerita tentang ikan depik, sy ingin meluruskan penggunaan kata yg kini banyak digunakan buat menyebut danau ini. Banyak pelaancong atau media yg menggunakan kata "laut" sebenarnya itu sedikit keliru bagi saya, kerna danau tersebut bernama "lot" yang dalam bhs takengon memiliki arti danau. Dan mungkin karena memiliki pelafalam yg hampir sama, jadi sering digunakan kata laut
oh iya danau lot tawar terletak di Dataran tinggi Gayo, kabupaten Aceh tengah, Aceh dan disamping danau itu ada kota bernama Takengon. oh iya dataran tinggi gayo juga merupakan daerah asal muasal tari saman.
nah sudah tahu juga kan asal muasal tari saman, informasi yg saya dapat sih begitu ini dikuatkan dari hasil wawancara mahasiswa Aceh yang domisili di Semarang alias kuliah di Undip.
kita tinggalkan informasi diatas...
penampakan danau lot tawar yang diambil dari pantan terong |
nah gambar diatas penampakkan dari danau lot tawar, tepat disampingnya ada sebuah kota bernama takengon, dan didalam danau itu terdapat ikan endemik yang bernama ikan depik. Endemik karena hanya berada di danau itu. Hal unik dan khas lainya menurut warga sekitar yang saya temui beliau mengungkapkan kalau ikan depik ini tidak bisa dipelihara alias kalau sudah keluar dari air danau langsung wafat, duh wafat...alias mati, yaialah mati namanya juga endemik.
kedua. kalau ingin benar2 merasakan kelezatan ikan berukuran kecil ini harusnya carilah ikan yang ditangkap secara tradisional kalau tidak salah sebutannya "dedesan". selama ini ikan depik ditangkap mengggunakan jaring, nah saat terkena jaring inilah, kelezatan ikan depik berkurang bahkan bisa pahit. Untuk bisa membedakan ikan yang ditangkap secara tradisional dan menggunakan jaring, dari bapak yang saya temui lagi bisa dilihat dari warna ikan.
loh kok warna, bukannya ikan kalau sudah mati sama saja warnanya. kalau ditangkap menggunakan jaring warnanya agak kehitaman di bagian kepala dan mudah hancur alias tidak bertahan lama
ikan depik yang ditangkap menggunakan jaring |
kalau dilihat sekilas, dari dokumentasi yang saya ambil tidak seperti yang saya tuliskan diatas yah, tapi kalau di lihat lebih detail lagi ketemu kok, *mencari pembenaran hehehehehee. "bisa tidak hancur karena sudah diawetkan menggunakan es batu", ungkap pedagang ikan depik
kalau nekat ingin memelihara ikan ini, walaupun menggunakan air danau tetap tidak bisa bertahan alias langsung mati, karena ikan ini juga hidup di daerah2 tertentu di dalam danau.
PERHATIAN !!! FAKTOR suhu, kelembapan, keasaman air dan arus air menjadi faktor yang sangat berpengaruh. bahasanya sudah biologi banget belum ? hahahahahaaa
tingginya permintaan dan berkurangnya jumlah ikan depik yang ada didalam danau lut tawar sebenarnya menjadi perhatian serius, loh kok serius. ya seriuslah karena penangkapan secara membabibuta tanpa memperhatikan siklus kembangbiaknya bisa-bisa ikan endemik ini tidak lagi masuk dalam museum rekor indonesia. ups, maksudnya bisa-bisa ikan ini tinggal nama dan tidak bisa lagi di ketahui anak cucu kita selanjutnya.
penangkapan menggunakan jaring menyebabkan ikan yang harusnya bisa ber-kembangbiak harus terperangkapa oleh jeratan cinta nelayan dan menjadi santapan manusia yg tengah kelaparan dan ingin menikmati ikan ini.
ikan depik yang sedang mengandung harus mati sia-sia tanpa sempat bertelur dahulu |
ikan depik ini sebenrrnya tidak setiap waktu bisa berkembang biak karena selain memperhatikan faktor yang sudah saya tuliskan sebelumnya, ikan depik juga berkembanganbiak dengan melihat musim kalau tidak salah musim hujan 9taulah perubahan iklim menjadikan semua musim jadi tidak menentu) dan menurut bapak yang saya lupa namanya, menjelaskan kalau ikan depik berkembang biak dengan perhitungan bulan hijriah
karena proses kembangbiak yang tidak menentu, ikan kecil berukuran mini ini kabarnya mengalami masa sulit, heheheeee dan salah satu alternatifnya adalah beberapa nelayan (tidak banyak sih sebenarnya) menggunakan alat penangkapan yg bernama dedesan. kenapa harus menggunakan didisen agar telur-telur ikan Depik dapat menetas dan larvanya dapat tumbuh kembali menjadi dewasa, solutif sekali. sayangnya untuk jenis penangkapan jenis ini tidak semenggiurkan seperti menangkap menggunakan jaring atau pukat, tapi bisa menyelamatkan ekosistem ikan bersisik dan berkilau ini. dan jika panen dedesan bisa dikatan panen raya.
*maaf yah tuk dokumentasi pengkapan dedesan lupa saya dokumentasikan...
untuk harga, ikan ini bisa dikatakan relatif sih hehehee, untuk satu bambu (1 bambu itu hitungan setengah liter kaleng) bisa mencapau harga 35 ribu rupiah...itu mahal atau murah gak sih ? saat itu saya membeli 2 bambu tuk dijadikan makanan khas kasil olahan ikan depik bernama pengat depik
sebenarnya ikan depik bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti depik pengat (masak kering), dedah (kukus), goreng, dan masakan masam jing (asam pedas). tergantung kreatifitas mau dioalah jadi apapun silahkan
ikan depik sebenarnya sudah menjadi ikon kota atau kab Takengon dikarenakan ikan ini memang benar2 khas dengan segala keuikanya hahahahaa...tapi sejalan dengan berputarnya waktu, dari bapak yang saya ceritakan tentang jenis ikan yg saya konsumsi bukanlah jenis ikan depik, karena di dalam danau tersebut juga terdapat ikan berukuran kecil yang mirip dengan ikan depik yakni ikan eas dan ikan relo. yah kecewa deh kalau bukan ikan depik. tp gpp enak kok ikannya mau jenia apapun saya doyan, maklum penggiat jenis makanan seafood dan ikan.
oh iya kalau kalian yang membaca tulisan ini, kalau berkunjung ke Takengon siapin pakaian yang tebal karena suhu di daerah ini bisa mencapai 18'C dan maksimal 22'C. selain terkenal dengan danau lot tawarnya daerah ini juga terkenal sebagai pengahasil kopi
terus terang sih selama main kedaerah dingin selalu yang di jumpai adalah teh, baru kali ini Kopi jadi sedikit norak gpp kan yah hihihihiii....disini pohon kopinya tidak tinggi alias setinggi saya sih, mungkin maksudnya biar gampang di panenya. biar tidak tinggi dan rimbun kesamping bagian atas atau pucuknya pasti dipotong, i know that...
tunggu cerita panjang lebar tentang kopi gayonya yak...
sekian terimakasih, sudah meluangkan waktunya tuk membaca blog yang yang tidak tau arah dan isinya ini
Mohon MAAF kalau tulisannya ada yang salah dalam memberikan informas,kurang lengkap dan detail. Sebisa mungkin tidak copypaste dari informasi yang sudah ada.
Tulisan yang anda baca merupakan hasil obrolan dan diolah menjadi sebuah diary elektronik.
tunggu cerita panjang lebar tentang kopi gayonya yak...
sekian terimakasih, sudah meluangkan waktunya tuk membaca blog yang yang tidak tau arah dan isinya ini
Mohon MAAF kalau tulisannya ada yang salah dalam memberikan informas,kurang lengkap dan detail. Sebisa mungkin tidak copypaste dari informasi yang sudah ada.
Tulisan yang anda baca merupakan hasil obrolan dan diolah menjadi sebuah diary elektronik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar