Rabu, 10 September 2014

Generasi 80, 90 atau Milennium

Hari ini saat menuliskan unek-unek di diary elektronik saat resmi bergabung dalam sebuah grub yg bisa sy katakan membawa sy kembali ke masa-masa sy belum berkepala 2 seperti skrg ini. 

Seakan memakai mesin waktu, sy hanyut dalam kenangan masa lalu, dan ini tidak hanya saya, semua yg masuk didalam grub itu juga larut, kayaknya sih. bukan kayaknya tapi iya, mereka larut dengan sebuah kenangan masalalu yang bahagia
salah satu jenis barang yg mungkin ada pada tahun 80-90an
dan sekarang agak susah menemukannya 
Bukanlah generasi yg tidak bisa move on, tapi arus perubahan zaman yg tidak bisa di hentikan sangat berbeda di ketiga generasi yg menjadi judul diary elektronik ini.

aslinya sebenarnya saya terjebak masuk di grub itu, tapi beberapa kejadian yang mereka alami saat dewasa, saya alami di saat masa kecil, makanya kenapa saya bertahan di grub itu. mungkin suatu saat haru leave. biar nggak disangka memata-matai mereka, dan benar saja cuma bertahan 2 hari notif akun tsb saya hentikan.

lanjut ya.....

Bukan pula menuntut untuk menjadi generasi yg sama seperti pendahulunya tapi makin kesini, makin ingin kembali ke generasi dmana masa2 itu terjadi. Masa dimana sy msh imut, bebas, liar, tapi santun dan beretika. saya tidak mau mengatakan kalau masa-masa sekarang tidak santun alias tidak etis yah, masih ada kok yg beretika dan santun, hanya saja pada masa-masa ini kok berbeda sekali (IMO=In My Opinion)

salah satunya masa dimana sy kalau nakal mendapat punishment (hukuman) yg setimpal tetapi tidak melaporkan tindakan tersebut ke KPAI atau lembaga lainya.

lainya adalah masa dimana kalau ingin bermain bisa merakit sendiri, seperti mobil-mobil dari kulit buah jeruk bali, telpon-telpon kaleng, SODOkoro (dalam bahasa nasional mbuh artine opo), bermain secara berkelompok dan sesekali bermain single (congklak)

mumpung lagi liputan di kebun tebu,
bisa lah yah makan tebu sambil kembali ke masa lalu
Umur hanyalah sebuah angka, tapi jati diri dan pikiran yg membuat seseorang itu terlihat dewasa atau kekanak-kanakan

Saat sy membaca postingan di dalam grub tersebut ada sedikit hal yg menggelitik, bukan pula meng-kambinghitamkan generasi milennium karena semakin banyaknya dan berkembangnya teknologi sampe yg sebelumnya tidak diketahuinya. Seperti, permainan tradisional, kreatifitas, perilaku dll yg sangat berbeda dengan generasi sebelum mereka.

Oh iya, pernah membaca artikel anak berusia kurang 10 thn, bisa meloloskan diri dari penjara sebanyak 3 kali...itu hebat bukan. Bukan cuma itu, anak-anak sekarang ada juga yang berprestasi bahkan tingat internasional, juara olympiade internasional dan lain-lain. 

Bukankah mereka adalah ayah dan ibu dari anak generasi milennium tsb? Kenapa tidak bisa menularkan kebahagian masa kecil ayah ibunya ke anak, Bisa saja kan ? Seperti mengajarkan anak bermain traditional, mengajak anak bermain ke alam, ke kebun tebu atau memperkenalkan anak tuk berkreasi dan Berkreatifitas dengan barang2 disekelilingnya. Bukan begitu pembaca yg budiman? Bukan malah memberikan anak gadget atau games yg jadi trend skrg, disaat usia mereka belum mencapai batas maksimal untuk menggunakan alat tersebut. 

Yah mungkin alat itu sangat penting untuk mengetahui posisi saat orang tua merasa khawatir kemudian mencari tahu kabar dan lokasi anak dimana. tapi kan, bisa dong yah hp yg fasilitasnya nda usah mewah2 banget, telpon dan terima telpon, terima-balas sms dan ada pulsa kan gpp.

kalau berbagai peralatan jaman dulu itu sekarang telah tiada, apa iya tidak ada, ada museum kan ? ajaklah kami-kami yang masih anak-anak ditahun 2000an ke museum ataupun lokasi-lokasi yang setidaknya jadi sejarah orang tua kami, ajaklah kami kealam bebas, sebebas orang tua kami dulu bisa kekebun, ke gunung, laut, sungai dan sawah, kalau dikota tidak ada, ajaklah kami ke desa, dimana kalau saat kecil dulu kalian menggambar hanya ada gambar 2 gunung, matahari ditengah, jalan, sawah dan rumah. tularkanlah kebahagian bapak-ibu ke kami, jgn berikan fasilitas yang membuat kami sendiri senang menjalaninya hingga malas bersosialisasi.

selain faktor pergaulan, orang tua juga perlu mendampingi proses tumbuh kembang anak, hingga batas waktu yg tidak ditentukan. Nah, sang anak juga harus TAHU DIRI. daripada jadi anak DURHAKA, Na’udzubillahi min dzalik. Semoga kita selalu dilindung Tuhan kita. Amin

bukan maksud menggurui orang, kerna saat menuliskan ini, saya pyur adalah seoarang anak yang berumur 23 tahun, yang artinya saya lahir di tahun 90an awal, belum menikah dan pasti belum punya anak.

Mohon maaf atas segala unek-unek yg dituangkan dalam diary elektronik ini. jgn dilaporkan kepolisi kalau melanggal UU ITE...klo ada yang salah bisa saya rubah ataupun saya hapus. terimakasih.

Aslinya dulu waktu SMP (2003) saya menulis unek-unek di sebuah buku kecil....kerna sudah 2014 jadi di diary elektronik ini dah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar