Selasa, 03 Januari 2017

Mini Indonesia Di kaohsiung, Taiwan

Namanya pak zainal Abidin, salah satu pemilik toko/rumah yang berada di little Indonesia tepatnya di kawasan pusat kota terbesar kedua di Taiwan, yaitu Kaohsiung.
Zainal Abidin, salah satu WNI yang di-tua_kan di Kaohsiung, Taiwan

awal perjumpaan saya dengan beliau bermula dari cerita seorang nelayan indonesia yang tengah merantau di pelabuhan kaohsiung sebagai petugas kapal. Setelah mencicipi masakan seafood di pesisir pelabuhan kaohsiung kami berjalan-jalan sepanjang pelabuhan sembari saling bercengkrama. Awalnya saya melihat tulisan bahasa indonesia, setelah yakin dengan wajah khasnya saya memberanikan diri bertanya, mas dari indonesia ya ? ia mas dari pesisir jawa tengah tepatnya, daerah asalnya ini saya lupa.
kata mas nya, disini banyak WNI berprofesi sebagai nelayan, tapi klo mau menemukan lebih banyak lagi, mas ke kawasan MRT main station, disana ada pak "zainal abidin" dan juga banyak masakan indonesia serta WNI.

setelah bertegur sapa sesama WNI, saya melanjutkan perjalanan, kali ini saya menemukan jasa ekspedisi berbahasa indonesia, masih disekitar pelabuhan, pemilik ekspedisi mengungkapan hal yg sama dan menyebut nama pak zainal abidin, tapi ini ada informasi tambahan, kalau pak zainal abidin memiliki pabrik tempe...waow ini bisa jadi berita nih pikirku.

ucap terimakasih dan berjabat tangan saya pun kembali melanjutkan perjalanan kali ini ke benar2 little indonesia.


kawasan mini indonesia ini sebenarnya tidaklah sulit di jumpai, dia berada dipusat kota kaohsiung, tepatnya di sekitar MRT main station. kenapa saya menyebut mini indonesia, kaeran sepanjang jalan nan hua road, san min dist kaohsiung berdiri warung makan, tempat karaoke, ekspedisi dan lain2.

disekitar main stasion, setiap akhir pekan, WNI berkumpul di sekitar main stasion dan juga di kawasan jalan nan hua road ini.
mas rekam sini dong, nanti masuk tv kan, yah mas nda muat klo masuk tv semua mas, badan mas gwede gede mas, ucapku sambil bercanda. mas sampean kerja apa disini mas...ada yang sebagai pekerja pabrik, nelayan, PRT ada yng mahasiswa juga mas...ooooo. sudah berapa lama mas ? wah wes suwi (sudah lama) pokoknya mas. kami TKI kebanyakan, resmi dan mas hehehehe tanyaku sambil bercanda lagi...yo resmi mas. kalau begitu rokoknya sembunyiin mas, ta record sampean dan kawan2...jgn sadar kamera ya tapi mas. record, record. mas kelar. makasi ya...mas tipi mana teriaknya...Metro TV mas.
sumber : http://usmaniy.blogspot.co.id/2014/09/warung-halal-di-kaohsiung-main-station.html
siang itu pak zainal tengah keluar sebentar, akhirnya kami menunggu sambil bercerita ke sesama WNI yang tengah ada di warung pak zainal, sambil menikmati gorengan dan perkedel jagung. tau klo disini ada masakan indonesia harusnya tadi nda makan seafood. heheheheh
tidak lama, pak zainal datang bersama anaknya...pak itu anaknya bapak ? ia.
terjadilah obrolan ringan tapi serius soal keberadaan mini indonesia ini. yang saya ingat adalah, pak zainal ini merupakan salah satu WNI yang sudah lama di kaohsiung dan sangat di hormati dan familiar di kalangan WNI di Taiwan khusunya di kota Kaohsiung. Selain faktor rumah makan yang dimilikinya serta menunya yang meng-indonesia dengan kualitas halal, tentunya jadi tempat kumpul WNI yang kangen akan suasana dan rasa makanan Indonesia.

ya ialah kangen, saya saja yang baru 4 hari berada di kuil Fu Guang Shan kangenya luar biasa, dan ketika bertemu WNI pun demikian





banyak hal yang saya pelajari selama hidup di kawasan kuil ini, saya sebut saja seperti pesantren yak. kerna disana terdapat calon biksu yang belajar dan memondok. ajaran budha yang tidak boleh membunuh hewan baik itu nyamuk dan semut, kerna saya sempat kelepasan menepuk nyamuk. hal lainnya adalah bahwa biksu tidak memakan daging. jadi selama hidup disana makannya vegetarian. jantung pisang bisa jadi rasa daging choyyyyyy, nah ketika menemukan seafood atau makanan indonesia itulah salah satu obat pemuas nafsu selera.



oh iya yg di video itu calon biksu, kebetulan biksuni yang menemani kami wkt kesana berasal dari medan, dan ketika berada disana bertemu calon biksu berasal dari Aceh dan juga ada yg berasal dari malaysia, yg kulit hitam itu berasal dari Nigeria. diambil ketika pertamakali masuk dikawasan komplekas Fu Guang Shan.

tambahan, kakak ku ke yg kedua kebetulan sempat menimba ilmu di Tawan dan menemukan Jodohnya di Taiwan juga. orang Indonesia juga, hihihihihiii...

tips keluar negeri. jgn lupa bawa bon cabe, kecap dan sambel. ini klo menu tidak sesuai lidah teman2 pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar