Sabtu, 07 Oktober 2017

Cerita Balik layar, sayang kalau hilang Begitu saja.

Apa yang kalian saksikan di sebuah box yang bernama tv itu, dibalik layarnya ada sebuah kegiatan yang sayang kalau tidak diceritakan.

squad team civic mission indonesia_banglades
Banglades menjadi negara ke 3 yg saya injak dengan embel-emel tugas dinas. Dengan embel-embel tugas itulah segalanya harus bisa sejalan, liputan sambil liburan saya menyebutnya sebagai lipuran.
Pesawat hercules c-130 yang membawa bantuan kemanusiaan dan tim civic missin indonesia tiba di bandara chittagong, banglades pukul 16.00 waktu setempat. Bekerja dengan waktu membuat saya dan rekan saya sesama media tv harus lebih ekstra, maklum ke myanmar hanya ada 2 tv yg berkesempatan, mengamankan gambar sebuah kewajiban walaupun masih sedikit goyang, kata orang itu namanya jat lag harus. Bagaimana tidak jatlag, empat jam tiga puluh menit pake hercules menuju banglades dan tiga jam menuju myanmar. Kuping berdenging dengar suara mesin, kedinginan dengan ac nya.

Buang Malu
bang, bagi passwrd wifi dong
Hal kedua setelah mengamankan gambar adalah membuat naskah ataupun sekedar garis besar informasi. Serta mengecek alat komunikasi. Sebenarnya saya dibekali sebuah alat live portable, sayangnya alat itu tidak bisa digunakan kerta mengandalkan modem serta kartu telekomunikasi masih dari indonesia, sudah diroaming tapi tidak bisa digunakan. Alhasil buang malu sebanyak-banyaknya.


Yak, kami menyebutnya buang malu, kerna kami tidak segan-segan menodong warga lokal yang berada di lokasi tuk berbagi sinyal. Hehehehe. Excuse me, Maaf apakah saya bisa berbagi sinyal internet, saya belum memiliki kartu lokal, bisakah anda menolong saya. Terimakasih. Sambil pasang muka senyum.
bang, passwrd tethering tadi apa ?
Pada suatu kesempatan, ada staff KBRI mau bersedia berbagi tethering dan langsung kami serbu ber 8, bagaimana tidak habis tu kuota. Perasaan nda enak menghampiri tapi bagaimana lagi. Kirim naskah online, disertai gambar, dan kami yang tv kirim video. Merasa lemot untuk kirim materi, saya pun berpindah orang mencari tethering yg lumyan kencang.


Gunakan kamera HP
Oh iya, berhubung mengambil gambar dengan peralatan semi profesional tidak memungkinkan tuk dikirim menggunakan sinyal teathering hp, alternatif kedua yakni menggunakan kamera hp. Kamera hp saaat ini sudah setara kamera-kamera yg biasa digunakan industri tv. Setelah mengambil gambar dengan durasi cukup, biasanya saya backup gambar menggunakan hp dengan durasi 5 menit.
Yang bikin sedikit kerepotan adalah harus gonta-ganti peralatan, sedangkan moment terus berjalan. Solusinya adalah, bawa holder hp yang biasa dipakai di tongsisi pasang diatas kamera, jadi sekali take bisa 2 alat perekam yg jalan dengan moment yang sama.
Terkadang sempat mikir hubungan antara kualitas perekaman dengan kuota yang terpakai. Ndak usah banyak mikir selama itu urusan kantor, batinku berkata. Hahahahahaaa.

Selalu ada hal baru
bersama Biplob majumder, jurnalis Banglades
Berkunjung ke suatu tempat yang sudah pasti hal baru, merupakan sisi positif dunia jurnalistik, apalgi bisa keluar negeri. Walaupun tugas nya se-abrek-abrek selalu menikmati tugas tersebut sehingga berdampak positif. Positif sekali yah hidup saya ini.


bersama Ronny Sajjad, Jurnalis Banglades
Jurnalis banglades bertanya kepada saya, umurnya saya memperkiran sama seperti saya. Dia bertanya, apakah kamu jurnalis, ya jawabku, saya jurnalis indonesia, sama seperti kamu. Posisi kamu sebagai apa, saya jawab lagi saya camera person, tapi kali ini saya berugas sebagai reporter, dan cameramen, dia menyambung editor juga ? saya jawab aja ia. Editor juga. Saya pun dapat apresiasi lebih. Saya pun bertanya balik posisi kamu sebagai apa ? dimana reporter kamu, dia bilang ia kita sama, saya hanya sebagai kamera person dan reporter saya berada disana. Oh ok. Nice too meet you ungkapku dan kami pun berswafoto tuk mengabadikan moment, hingga sekarang kami pun masih berkomunikasi via sosial media

Menjadi VJ
Artinya harus bisa melakukan peliputan secara mandiri baik itu sebagai reporter, camera person, mengoprasikan alat live, editing dan juga semua pekerjaan lapangan. Menurutku ini pekerjaan berat yang harus extra sabar menghadapi segala macam permintaan stake holder dikantor, sedangkan insting memilah dan memecah angle berita bagi saya tidak secakap kalau pekerjaan itu dilakukan secara bersama. Untungnya rekan sesama jurnali bisa saling support dan bantu.


Beruntung alat live nya tidak bisa terpakai dikarenakan roimingnya tidak bisa digunakan, huhurray, live pun tidak bisa, sebagai alternatif nya adalah live yang direkam, apalagi Kecepatan internet di penginapan terbilang lambat hanya 50kbps, dan di bandara pun juga demikian.
Sebenarnya dibanding live yg direkam alias LOT, live beneran live lebih mudah dan jika terdapat kesalahan bisa langsung dikoreksi, mohon maaf maksud saya...., tapi klo tidak sempat dikoreksi bisa fatal informasi yang disamapaikan. Sedangkan LOT kalau salah sedikit saja harus diulang dari awal dan yaitu ketika
salah harus di re take ulang sampai tidak salah, sama-sama sulitkan, sulit bagi saya mungkin.


Mana yang lebih maju Banglades atau Indonesia ?
mungkin ini bisa jadi subjektif sih, setelah selesai melakukan peliputan di hari pertama kedatangan kami di chittagong, klo tidak salah pukul sembilan malam. kami menuju penginapan dari bandara, saya merasakan semrawutnya lalu lintas indonesia lebih semrawut disana, jika org berkendara cendecerung menghindari, disana seperti mencari lawan. buktinya apa ? kendaraan disana sebagus apapun itu pakai bumper pagar rumah stainless cuy. bemo atau bajajnya seluruhnya besi tapi satu hal yg saya salute adalah bakan bakarnya menggunakan bahan bakar gas. sudahlah jalan padat, ngebut serasa sport jantung dibawa nya kami. 

Mencari kartu telekomunikasi
Tidak seperti di Indonesia, memiliki kartu telekomunikasi di banglades sedikit ketat, pemerintah sana membuat peraturan kalau kartu hanya bisa untuk satu orang, kami bertanya pada resepsionis hotel, kalau membeli kartu disini harus menggunakan tanda pengenal dan harus scan sidik jari. Wow, prosesnya sudah sama seperti membuat e-ktp di In
donesia.
Di banglades membeli kartu harus menggunakan id, kerna kami bukan warga lokal, jadi passport menjadi tanda pengenal kami, kemudian ada scan jari dan juga menggunakan pas foto. Dan pas fhoto iniah yang membuat kami sedikit keteteran kerna harus cetak foto dahulu.
Beda banglades, beda lagi Myanmar, Myanmar seperti di Indonesia, sim card dijual bebas. Saya berfikir kalau memiliki sim card indonesia harus seketat banglades, meminimalisir kejahatan menggunakan jalur telekomunikasi. Di Banglades jaringan terkuat group Axiata, sedangkan myanmar semacam perusahaan telekomunikasi lokal sana serta group ooredo.

Begitulah sedikit cerita balik layar ketika mengawal bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk korban konflik rakhine state di banglades. Next Myamar


saya yang dibelakang, yang lagi jongkok.
Sampai jumpa di curhatan selanjutnya....selalu berpositif ria. Berkarya dan Bekerja dengan bahagia dan iklas _BEDEBAH coz epridey is holidey.
Sarungan di Myanmar...

Sabtu, 30 September 2017

penanaman pohon yang pindah dari Bogor ke Jakarta

Jakarta, 3 maret 2016.

Agenda penanaman pohon di Bogor yang sempat tertunda akibat hujan, akhirnya dilakukan di halaman belakang kompleks istana merdeka Jakarta pada ke esokan harinya.

Di gambar ini, rangkaian kegiatan hari ke dua antara raja salaman dan jokowi pun telah berakhir, dengan penanaman pohon, bibit pohon alin yg berasal dari pulau kalimantan.

dihari pertama kedangan raja Salman, Indonesia sudah menyiapkan berbagai agenda, salah satunya penanaman pohon, sejumlah lubang sudah dipersiapkan, yang nantinya raja Salman dan pangerannya ikut menanman pohon. tapi kuasa Ilahi jauh lebih dahsyat, agenda itupun harus berubah haluan.

sejatinya harus dilakukan di bogor dipindah ke halaman belakang Istana Merdeka ke esokan harinya.
media bersiap dengan alat tempurnya. Raja Salman datang dengan Jokowi dengan menggunakan mobil golf sembari mengelilingi rimbunya halaman istana negara dan istana merdeka. lagi-lagi joko widodo president menjadi sopir bagi sang raja. mungkin ini bagian bentuk diplomasi kalik yah, dan sepertinya berhasil investasi mengucur ke Indonesia

Mengawal perjalanan bantuan kemanusiaan Indonesia ke Bangladesh

Mengawal perjalanan bantuan kemanusiaan Indonesia ke Bangladesh


Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, bantuan kemanusiaan dari Indonesia menuju ke perbatasan Banglades-Myanmar saya nyatakan diberangkatkan”, begitulah kalimat terakhir yang di ucapkan Presiden Joko Widodo saat melepas bantuan kemanusian tahap pertama ke Banglades yang bernama Civic Mission Indonesia.
Ada empat pesawat hercules C-130 yang mengangkut bantuan kemanusiaan dengan total mencapai 34 ton tersebut. Didalamnya ada bantuan berupa beras, sandang, family kit, fleksibel tank, tanda pengungsian.
Saat di lepas rabu 13 september, ke empat pesawat hercules itu menuju bandara sultan iskandar muda aceh, untuk transit, pengisisan bahan bakar, serta melakukan koordinasi (clearence) sebelum memasuki dan melakukan pendaratan diwilayah Banglades. Tim pun harus menginap semalam di aceh.

Bergabung dengan bantuan kemanusiaan, keadaan didalam pesawat begitu padat, sampai tim pun harus duduk diatas bantuan kemanusiaan tersebut, keadaan tidak terlalu dingin kerna padat dengan barang bantuan, melawan ac pesawat hercules yang berada di atas ketinggian 15.000 selama 4,5 jam, sejam sebelum mendarat barulah terasa seperti teman-teman yang pernah rasakan saat terbang dengan pesawat hercules, dinginya minta ampun. Jaket monitor mudik serta kuplik penutup kepala pun tidak mempan. Oh ya saat posisi dingin seperti ini oran mudah masuk angin, salusinya adalah jangan membiarkan perut kosong, minimal ngemil biskuit atau apa saja yang bisa dikunyah.
Pesawat herculis mendarat dengan mulus, sampai-sampai saya tidak sada sidah masuk wilayah banglades. Bandara syah amanat chittagong, banglades tidaklah sebesar seperti bandara2 di kota besar di Indonesia. Dari perhitunganku, hanya bisa 5-6 pesawat yang bisa parkir, oleh karena itulah, pesawat hercules yang membawa bantuan ke banglades harus datang secara bertahap. Jika ke empatnya langsung mendarat, bagaimana dengan pesawat sipil/komersil yang akan mendarat.


Hari kamis 14 september, 2 pesawat hercules membawa bantuan yang paling dibutuhkan, yaitu tebnda pengungsian dan sandang. Maklum kondisi di camp pengungsian katanya basah kerna hujan. Tiba di bandara chittagong, pada pukul 17.00 waktu setempat (WS) disusul 2 jam kemudian 19.00 WS, pesawat kedua mendarat, tidak butuh waktu lama bagi tim civic mission, hanya memeiliki waktu mepet 2 jam tuk bongkar muat, isi bahan bakar dan lain-lain kemudian pesawat hercules kembali pulang ke aceh sembari menjemput bantuan kemanusiaan yang akan dikirim lagi, atau lapangan parkir bandara akan penuh dan mengganggu kondisi udara di bandara itu.
Dihari yang sama, kamis. Bantuan kemanusiaan di serahkan dari BNPB ke dubes indonesia untuk banglades, dari dubes di bangladesh kemudian diserahkan ke pemerintah Banglades. Dari statament perwakilan pemerintah yang menerima bantuan tersebut, dia mengatakan bahwasanya bantuan oini akan segera langsung di distribusikan di camp pengungsian coxs bazar dan kutupalong jaraknya pun 170km dari kota chittagong, melalui lembaga internasional dan pemerintah indonesia berhak mengawasi pendistribusiannya.

pendataan pengungsi penerima bantuan dari Indonesia
Ada banyak hal yang saya pelajari saat ditugaskan soal pengiriman bantuan kemanusiaan, bahwasanya tidak semudah teriak save-save-save. Ada proses perijinan diman-mana. Pertama perijinan memasuki wilayah, misal wilayah udara, ada slot kosong kah saat mendarat, jam berapa pesawat bisa mendarat, perijinan menggunakan gudang untuk menampung bantuan, apakah bantuan dikenakan pajak atau tidak, apakah bantuan benar di butuhkan atau tidak, administrasinya bagaimana, bagaaimana bantuan dibawa ke camp, bagaimana pendistribusian, kerna tidak jarang saaat didistribusikan malah menimbulkan konflik, entah itu saling berebutan atau lain sebagainya.


2 pesawat selanjutnya datang dengan membawa bantuan beras, family kit, gula dan lain-lain.
Sebelum menjemput kedatangan bantuan, ada breafing dari BNPB, Dubes dan tim kemanusiaan, bahwasanya akan berusaha memasuki camp pengungsi dan melakukan pencatatan kebutuhan apa saja yang dibuthkan pengungsi, ada wacana tuk melakukan pembelian langsung barang-barang kebutuhan di banglades ketimbang harus membawa dari indonesia, kerna ini dianggap lebih efisian.

bantuan tiba di bandara internasional syah manat chittagong, Banglades
Sore hari di jam yag sama, datanglah bantuan tersebut, seperti di hari pertama bongkar buat dan lain-lain tapi kali ini ada pesawat airbush dari iran datang yang juga membawa bantuan, makin padatlah bandara chittagong, tim bekerja dengan waktu, agara pesawat hercules bisa segera lepas landas dikarenakan ada  pesawat komersil yang akan mendarat. Jumat malam kami melakukan koordinasi, apakah tim diperkenankan masuk camp ? ternyata masih nihil. Ada alasan kuat dari pemerintah banglades belum memperbolehkan kami masuk, dengar kabar dari tema relawan situati memang belum layak tuk tim masuki, ada faktor keamanan disana. Laporan foto kami terima, bantuan sudah sampai di gudang camp pengungsian, alhamdulillah.
Sabtu, 16 september, ada 2 pesawat hercules datang, dan ini diluar dari 4 pesawat yang dilepas presiden pada rabu lalu. Daripada menunggu jadwal yg belum jelas, ikutlah kami dengan pesawat hercules itu kembali ke Indonesia.

Banglades merupakan negara terdampak dari kisruh rakhin state, entah sejak kapan konflik ini, berbagai informasi sudah banyak beredar. Beruntung Banglades memiliki perdana menteri yang pernah mengalami posisi menjadi pengungsi, jadi tau baimana rasanya menjadi pengungsi dan disinilah kita melihat jiwa besar dan duuuuh apa yak namanya jika dulu pernah mengalami dan tidak ingin orang lain juga mengalaminya....?. Saya mengutip dari berbagai sumber dan kiranya dapat dipercaya, “banglades negara besar, penduduk kami banyak, dan kami mampu menghidupinya, kalau pengungsi itu berjumlah 600.000 sekali pun, kami masih sanggup memberi mereka makan, tapi itu bukan solusi, selesaikan konfliknya. Saya kutip dari aljazeerah.

Ada banyak faktor kenapa saya dan teman2 jurnalis Indonesia belum bisa menjangkau kawasan pengungsian di Banglades cox’s bazar dan kutupalog salah satunya perijinan keamanan yang belum memperbolehkan kami kesana, walaupun kami jurnalis setidaknya kami harus menghormati kedaulatan sebuah negara.
Mengingat ini isu yang sangat sensitif saya pun sebenranya agak khawatir jika harus melaporkan suasana disana, takut terdapat kesalahan dan memberikan efek bagi yang menerima, tapi saya harus bisa kesana dengan melihat langsung dengan kepala sendiri, tapi apadaya niat hanyalah niat. Dari berbagai sumber instagram misalanya dari jurnalis banglades dan india saya bisa melihat keadaan disana hasil sebuah kamera foto dan video.

Mengarahkan konflik rakhine state ke sebuah isu SARA akan semakin merusak arus informasi dan dampaknya akan semakin memperburuk suasana, apalagi mengarahkannya ke Indonesia. Kita patut bersyukur indonesia yang luas ini diberikan karunia yang beragam, suku , agama, ras serta antar golongan bisa hidup berdampingan tanpa harus berkonflik. Wilayah yang subur, kondisi iklim yan tidak ekstrim, sumber daya alam dan manusia yang berlimpah, yang ingin saya sampaikan dalam tulisan saya ini adalah saya BERMOHON kepada yang membaca tulisan saya ini, saya tidak ingin negara kita ini seperti negara-negara lainya yang berkonflik terus hancur.
Diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia patut kita acungi jempol. Sebelum bantuan ini datang, kedubes ri banglades serta menlu retno menyambangi banglades dan myanmar tuk melakukan diplomasi. Kenapa harus indonesia, ini pemikiran saya saja mungkin kerna indonesia adalah saudara bagi kedua negara tersebut yang ada banyak kesamaan masalalu dan keadaan sekarang yang dialami kedua negara tersebut.

Selepas dari banglades, KBRI banglades tetap melaporkan kepada kami hasil di pengungsian. Alhamdulillah nya kami dikirimkan foto kalau bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di pengungsi, tenda telah berdiri, bantan sudah disitribusikan secara tertib, maklum banyak foto dan video yang saya lihat ketika pmbagian bantuan para pengungsi selalu berebutan, alhasil tak jan menimbulkan korban. Oh iya act juga berada disana, kami melihat foto pembagian distribusinya juga berjalan tertib.

Tenda sdh berdiri

Akhirul kalam saya bingung mau menulis apa lagi...
Terimaksih sudah mau membaca.


Next cerita
BEDEBAH “Bekerja dengan bhagia dan Ikhlas”

Bertemu dengan jurnalis banglades yang supel, ramah dan kisah balik layar selama di Banglades

Selasa, 03 Januari 2017

Mini Indonesia Di kaohsiung, Taiwan

Namanya pak zainal Abidin, salah satu pemilik toko/rumah yang berada di little Indonesia tepatnya di kawasan pusat kota terbesar kedua di Taiwan, yaitu Kaohsiung.
Zainal Abidin, salah satu WNI yang di-tua_kan di Kaohsiung, Taiwan

awal perjumpaan saya dengan beliau bermula dari cerita seorang nelayan indonesia yang tengah merantau di pelabuhan kaohsiung sebagai petugas kapal. Setelah mencicipi masakan seafood di pesisir pelabuhan kaohsiung kami berjalan-jalan sepanjang pelabuhan sembari saling bercengkrama. Awalnya saya melihat tulisan bahasa indonesia, setelah yakin dengan wajah khasnya saya memberanikan diri bertanya, mas dari indonesia ya ? ia mas dari pesisir jawa tengah tepatnya, daerah asalnya ini saya lupa.
kata mas nya, disini banyak WNI berprofesi sebagai nelayan, tapi klo mau menemukan lebih banyak lagi, mas ke kawasan MRT main station, disana ada pak "zainal abidin" dan juga banyak masakan indonesia serta WNI.

setelah bertegur sapa sesama WNI, saya melanjutkan perjalanan, kali ini saya menemukan jasa ekspedisi berbahasa indonesia, masih disekitar pelabuhan, pemilik ekspedisi mengungkapan hal yg sama dan menyebut nama pak zainal abidin, tapi ini ada informasi tambahan, kalau pak zainal abidin memiliki pabrik tempe...waow ini bisa jadi berita nih pikirku.

ucap terimakasih dan berjabat tangan saya pun kembali melanjutkan perjalanan kali ini ke benar2 little indonesia.


kawasan mini indonesia ini sebenarnya tidaklah sulit di jumpai, dia berada dipusat kota kaohsiung, tepatnya di sekitar MRT main station. kenapa saya menyebut mini indonesia, kaeran sepanjang jalan nan hua road, san min dist kaohsiung berdiri warung makan, tempat karaoke, ekspedisi dan lain2.

disekitar main stasion, setiap akhir pekan, WNI berkumpul di sekitar main stasion dan juga di kawasan jalan nan hua road ini.
mas rekam sini dong, nanti masuk tv kan, yah mas nda muat klo masuk tv semua mas, badan mas gwede gede mas, ucapku sambil bercanda. mas sampean kerja apa disini mas...ada yang sebagai pekerja pabrik, nelayan, PRT ada yng mahasiswa juga mas...ooooo. sudah berapa lama mas ? wah wes suwi (sudah lama) pokoknya mas. kami TKI kebanyakan, resmi dan mas hehehehe tanyaku sambil bercanda lagi...yo resmi mas. kalau begitu rokoknya sembunyiin mas, ta record sampean dan kawan2...jgn sadar kamera ya tapi mas. record, record. mas kelar. makasi ya...mas tipi mana teriaknya...Metro TV mas.
sumber : http://usmaniy.blogspot.co.id/2014/09/warung-halal-di-kaohsiung-main-station.html
siang itu pak zainal tengah keluar sebentar, akhirnya kami menunggu sambil bercerita ke sesama WNI yang tengah ada di warung pak zainal, sambil menikmati gorengan dan perkedel jagung. tau klo disini ada masakan indonesia harusnya tadi nda makan seafood. heheheheh
tidak lama, pak zainal datang bersama anaknya...pak itu anaknya bapak ? ia.
terjadilah obrolan ringan tapi serius soal keberadaan mini indonesia ini. yang saya ingat adalah, pak zainal ini merupakan salah satu WNI yang sudah lama di kaohsiung dan sangat di hormati dan familiar di kalangan WNI di Taiwan khusunya di kota Kaohsiung. Selain faktor rumah makan yang dimilikinya serta menunya yang meng-indonesia dengan kualitas halal, tentunya jadi tempat kumpul WNI yang kangen akan suasana dan rasa makanan Indonesia.

ya ialah kangen, saya saja yang baru 4 hari berada di kuil Fu Guang Shan kangenya luar biasa, dan ketika bertemu WNI pun demikian





banyak hal yang saya pelajari selama hidup di kawasan kuil ini, saya sebut saja seperti pesantren yak. kerna disana terdapat calon biksu yang belajar dan memondok. ajaran budha yang tidak boleh membunuh hewan baik itu nyamuk dan semut, kerna saya sempat kelepasan menepuk nyamuk. hal lainnya adalah bahwa biksu tidak memakan daging. jadi selama hidup disana makannya vegetarian. jantung pisang bisa jadi rasa daging choyyyyyy, nah ketika menemukan seafood atau makanan indonesia itulah salah satu obat pemuas nafsu selera.



oh iya yg di video itu calon biksu, kebetulan biksuni yang menemani kami wkt kesana berasal dari medan, dan ketika berada disana bertemu calon biksu berasal dari Aceh dan juga ada yg berasal dari malaysia, yg kulit hitam itu berasal dari Nigeria. diambil ketika pertamakali masuk dikawasan komplekas Fu Guang Shan.

tambahan, kakak ku ke yg kedua kebetulan sempat menimba ilmu di Tawan dan menemukan Jodohnya di Taiwan juga. orang Indonesia juga, hihihihihiii...

tips keluar negeri. jgn lupa bawa bon cabe, kecap dan sambel. ini klo menu tidak sesuai lidah teman2 pembaca.

Jumat, 08 Januari 2016

Toilet yg aneh

Curhatan anak kampung masuk hotel elite dan toiletnya

Entah sy kampungan atau hotelnya yg terlalu elit. Ngakunya bintang, tapi air buat cebok saja susah. Pasti kontraktor nya bukan orang indo.
Ya kalik buang air kecil harus menjauh dlu (sensor urine) baru keluar airnya, si joni bisa keliatan dong.
Saya pernah baca tuk mengakali sensor urine ini, jadi ditempelkan benda alumunium, bisa bungkus permen di sensornya nti airnya keluar deh tanpa harus menjauh dulu. Alhasil saya praktekkan berhasil berhasil sekali katakan berhasil

Itu digambar bungkus permen yg sy selalu ada di saku celana buat jaga-jaga sih, aslinyabtidak nemu tong sampah buat di buang. Hahahaha. Kalau tidak bisa menjaga kebersihan minimal jangan mengotori, membuang sampah sembarangan.
Lanjut...
Kalau boker ni ya, syukur ada selang shower yg kecil itu, lah kalau yg langsung mancur kalau kran nya dibuka. Kan langsung mengarah ke anus. Hahahaha geli bro.
Ada closed duduk ya tetap saja jongkok. Hohoho.
yang lainya nih. Lift nya nda ada angka2nya, anjrit mau naik bemana ini, bingung bagaimana, tiba saja satpamnya inisiatif, kasian kalik ya liat orang kebingungan, lah...pak  satpam langsung pencet, woalah pake touchscreen ternyata sy kira harus pake kartu dulu, kampungan. Hahaha. Ini mah cara kita pesan makan kalau di warteg. Mba itu...yg sana mba. Yg ini ? Bukan. Yg itu..nah tinggal tunjuk kan.

Siapa yg punya pengalaman seperti saya silahkan berbagi pengalaman. Ini tidak membuat kita malu kok, hahahaha. Malah bisa jadi bahan standup comedy.

Soal cara membersihkan najis bisa pake benda kasar (batu, tisyu dll) itu kan bisa menyesuaikan keadaan. Iya tisyu bisa membersihkan najis tapi apa ia nyaman. Tp klo sudah mendesak apapun bisa kok.

Lagi, Istirahat yg kurang

Sengaja mata ini menatap layar handphone lama-lama biar mata ini lelah, buka sosmed ini-itu, main game yg hampir semua yg ada di dalam telp pintar ini, berkali-kali handphone ini di jauhkan tapi selalu pula notifikasi berdering, akh...itu mengganggu sekali. Tut mute grup jadinya, tapi malah gatal tangan ini tuk ingin membuka dan membaca.
Yup, tuk kesekian kalinya, mata ini tidak bisa terpejamkan, diruang yg ukurannya 3x3 ini dengan diterangi lampu romantis dan iringan lagu slow dari female radio tetap saja mata ini tidak mau menutup secara pulas. Ada apa ini ?


Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 23. Lewat sekian dan esok paginya sudah harus melakukan rutinitas di hari pertama. Akhirnya handphone itu benar2 sy lepas dan berharap tidak terganggu olehnya.
Saya yakin ini faktor tidur siang, kena dihari libur, siang hari nya selalu saja badan ini tiba2 terlelap. Bukan karena alasan diparagraf awal.
Yg saya takutkan jika keadaan seperti ini adalah mengganggu produktivitas kerjaan, bisa2 ngantuk dimana2. Syukurnya hari pertama kerja ini berbeda dengan kebanyakan pekerja lainya. Disaat orang-orang hari sabtu nya dipakai buat libur, saya malah baru masuk, syukur nya lagi, kerjaan di hari sabtu bisa dibilang slow.
Benar saja, memang tidurku tidak nyenyak dan tidak pula berkualitas, jarum jam menunjukkan pukul 03.lebih, bingung jadinya mau ngapain, bangun terasa malas tapi ini ada moment dimana bertaqorrub sama sang khalik, dimana sebagian besar orang telah terlelap, sebagian kecil bisa melaksanakan ibadah 2 rakaat yang amalanya entah pasti banyak.
Terpotong shalat subuh………
Ini kalau dipaksakan tidur lagi, bisa bablas, subuh hilang telat masuk di hari pertama pun ia, Sambil menunggu beduk subuh datang jadilah cerita ini.
Pikiran ku pun melayang kepada seorang wanita yg pada dua kali moment chat di tengah malam ini sembari mengingat seperti yg saya lakukan, ternyata dia sudah terlebih dahulu melakukannya, siapakah kamu hai wanita yang taat ibadah malam, puasanya juga jalan. Sy berharap kita berjodoh kerna faktor ibadahmu. Setelah chat itu aslinya belum ketemu dan chat lagi hingga tulisan ini jadi. Loh kok jadi curhat…pembaca yg budiman, ini kan diary elektronik sy.hehehe.
Terimakasih sudah menyempatkan membaca.
Kesimpulannya, kalau tidak bisa tidur nyenyak jauhkan hp anda, disiang hari beraktivitas lah,  sama ini, jika terbangun dimalam sempatkan shalat malam bagi yg muslim. Ini sih juga jarang sy lakukan tapi tak ada salahnya jika saling mengingatkan.

Kamis, 07 Januari 2016

Kaos Distro lokal Kendari

Berkunjung ke Kendari tidak lengkap rasanya jika tidak membawa buah tangan khas Kendari. Selain makanan khas bisa juga kerajinan perak serta buah tangan fisik lainya, seperti kaos lokal Kendari.
Ada banyak produsen lokal kendari yg menyediakan kaos lokal tersebut salah satunya adalah mokidi.
Mokidi diambil dari bahasa daerah kendari (tolaki) yg secara positif bisa bermakna bergaya, tetapi hal ini sering digunakan anak muda kendari dengan makna negatif yakni banyak tingkah.
Awal mula pendirian brand lokal ini, tidak lepas dari kebiasaan sang pemilik mengkoleksi kaos lokal yg dikunjungi saat berplesiran di daerah peliputan. Dari situlah tercetuslah ide untuk membuat brand lokal yg simple tapi tetap modern, sehingga ketika ada wisatawan yg berkunjung ke kendari bisa dengan bangga menggunakan kaos lokal kendari sehingga membantu city branding kota kendari itu sendiri
Tepat pada tahun baru hijriah dengan niat yg dalam, sang pemilik memberanikan diri membuat kaos brand lokal kendari dan pada tahun baru masehi 2016 jadilah kaos produksi pertama mokidi.


Dengan desain yang simple, modern, serta nyaman, mokidi dibekali dengan komposisi kain yang berbahan cotton combed 24. Sablon rubber, jahitan yg rapih serta warna yg pastinya beragam. Soal harga kaos lokal kendari dari mokidi di bandrol dengan harga idr 95.000 untuk kaos dan idr 100.000 untuk raglan.
Mokidi akan terus ber explorasi membuat desain sehingga pemilihan kaos makin beragam.
Jadi, jika ke kendari belum lengkap rasanya jika belum membawa pulang buah tangan kaos lokal kendari dengan tulisan #ilovekendari dengan huruf "K" pulau Sulawesi.
Dimana bisa mendapatkan kaos lokal kendari, pembaca bisa mendapatkan di factory outlet kami yg berada di jalan sao-sao, kompleks perumahan BTN 1 Blok O No 15. Atau kontak person +62 5741 85 2114 bisa juga via whatsapp dengan no yg sama.

Nak kendari jhi